Awal berdirinya Madrasah Ibtidaiyyah

Posted by Admin Minggu, Juni 05, 2011, under |

Sebelum sekolah formal Mifathul Qulub berdiri, Kiai Istad Djanawi terlebih dahulu mendirikan madrasah setelah 28 tahun tinggal di Desa Tawar bertepatan hari Jum'at legi tanggal 22 Agustus 1947 M. / 05 Syawal 1366 H. yang mana materi pelajarannya didominasi kurikulum pendidikan agama yang berbasis pada kitab kitab kuning (salaf), sementara tempat kegiatan belajar mengajar masih di tempat seadanya karena belum tersedianya infrastruktur yang layak atau memadai, sehingga kegiatannya sebagian di tempatkan di serambi masjid dan sebagian yang lain ditempatkan di rumah beliau. Diantara para tenaga pengajar pada awal berdirinya Madrasah ini adalah:


1. Kiai ahmad Ma'in (Tawar)
2. Kiai Imam Syafi'I (Klagen)
3. BapakNgatiran(Tawar)

Seiring dengan perjalanan waktu sekitar enam tahun kemudian tepatnya pada tahun 1953 M. Kiai Istad membangun gedung madrasah tiga lokal disebelah timur masjid dengan biaya sendiri bentuknya masih semi permanen karena bawahnya berupa bangunan tembok namun atasnya terbuat dari anyaman bambu (gedhek). Kemudian dengan semakin banyakynya anak didik yang belajar di madrasah ini sedangkan Kiai Istad merasa sudah terlalu tua untuk mengelolanya, selanjutnya tongkat kepemimpinan pengelolaan madrasah diambil alih putra kedua beliau yang bernama Sulaiman Afandi yang memang sudah dipandang mumpuni untuk melanjutkan tongkat estavet pengelola'an Madrasah.

Madrasah ini di bawah kepemimpinan Kiai Afandi secara kwantitas mengalami kemajuan, sekitar tahun 1955 M. beliau membuat terobosanterobosan baru sesuai dengan kebutuhan anak didik dan tuntutan perkembangan zaman. Madrasah yang selama ini dominan mempelajari dan mengkaji ilmu agama yang banyak berbasis pada kitab-kitab salaf kini diberi tambahan pelajaran umum berupa bahasa Indonesia, berhitung dan ilmu alam dengan mendatangkan guru-guru umum dari luar Tawar, meski demikian materi pelajarannya masih didominasi pelajaran agama.

Tahun demi tahun madrasah ini berusaha menjadi lembaga yang bisa dibanggakan, namun yang namanya perjuangan selalu banyak rintangan dan coba'an sehingga kegiatan belajar mengajar mengalami pasang surut, berkat semangat yang konsisten dari Kiai Afandi salah satu putra Kiai Istad bersama dewan guru yang sangat peduli terhadap pendidikan keberadaan madrasah ini bisa diselamatkan dari semua keterpurukan, bahkan mengalami kemajuan sehingga pada tanggal 1 April tahun 1960 M. madrasah ini mendapat pengakuan dari Pemerintah untuk mengelola Pendidikan Dasar dilingkungan Departemen Agama RI. sesuai dengan Undang-undang pendidikan dan pengajaran nomor 12 tahun 1954 dan dinyatakan sebagai sekolah agama dan bernama Madrasah Ibtida'iyah Miftahul Qulub. Dan tidak lama kemudian mendapatkan Guru Dinas dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Mojokerto yang bernama Kiai Khotib Afandi bahkan akhirnya guru tersebut menikah dengan putrid terakhir (bungsu) kiai Istad Djanawi. Adapun tenaga pengajar pada awal perkembangan Madrasah Ibtida'iyah ini antara lain adalah:

1. KH. SulaimanAfandi (Putra Kiai Istad)
2. Bapak Umar (Nganjuk) Kiai Uzair (Menantu)
3. Kiai KhothibAfandi (Menantu)
4. Bapak Samin (Sukomangu)

Di tengah kondisi madrasah mulai stabil, muncul lagi rintangan yang seharusnyatidakbolehterjadi, hal ini disebabkan adanyapersaingan dua lembaga pendidikan antara MI (Madrasah Ibtidaiyah ) dan SR (Sekolah Rakyat) sekarang SD yang waktu itu berada di Dusun Tlasih. Pada saat itu para pamong (perangkat) desa Tawar membuat tekanan dengan cara menakut-nakuti masyarakat kalau sampai anaknya tidak di sekolahkan ke sekolah SR maka diancam akan dilaporkan ke sinderan (kecamatan). Namun hal itu tidak membuat pengelola Madrasah yang dipimpin Kiai Afandi menjadi gentar bahkan semakin semangat untuk memajukan Madrasah, sehingga Madrasah ini lambat laun menapaki kemajuannya dan menunjukkan eksistensinya sampai saat ini.