berdirinya MA (Madrasah Aliyah)

Posted by Admin Minggu, Juni 05, 2011, under |

Berdirinya Madrasah Aliyah Miftahul Qulub tidak lepas dari kesadaran dan perhatiannya keluarga besar Kiai Istad Djanawi dalam mendukung pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa meski saat itu sempat terjadi pro kontra tentang berdirinya Madrasah Aliyah, hal ini karena merasa belum saatnya didirikan sekolah lanjutan tingkatAliyah, apalagi sampai harus mempersiapkan tenaga pengajaryang dianggap sulit, dan yang paling vital adalah belum adanya infrastruktur berupa gedung sekolah yang memadai, namun berangkat dari semangat yang tinggi persyaratan-persyaratan penunjang berupa infrastrukur yang kurang memadai dan dianggap sulit mewujudkan tidak menjadi penghalang untuk meneruskan cita-cita luhur tersebut. Sehingga dengan semangat tersebut semua persyaratan itu bisa dipenuhi.

Kemudian tepatnya tanggal 10 Juni 1993 pihak Pengurus mengadakan rapat yang tujuannya melanjutkan tujuan mendirikan Madrasah Aliyah (MA) yang dihadiri oleh beberapa pihak yang tujuannya mensukseskan tujuan berdirinya Madrasah Aliayah, diantara yang datang pada rapat tersebut dari kalangan DIKBUD (Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan) saat ini DIKNAS adalah Drs. Muhammad Abduh (Sumengko), dari anggota DPRD Kabupaten Mojokerto adalah Drs. Dwi Sukoharyono serta guru dari S MAN Go ndang adalah Muhammad Sholeh Spd. (Ploso Jombang) dan sebagian guru MTS setempat. Kemudian rapat tersebut sepakat memutuskan berdirinya Madrasah Aliyah, dan sesuai kesepakatan Pengurus Madrasah Aliyah tersebut diberi nama MA Miftahul Qulub, pada tahun itu juga dibuka pendaftaran siswa baru tahun pelajaran 1993-1994 M. Adapun selaku pimpinan dan tenaga pengajarnya saat itu antara lain adalah:

1. H Abdul Jalal (selaku Kepala MA)
2. Abdul Aziz (selakuWakil Kepala)
3. Drs. Muhammad Abduh
4. Drs. Dwi Sukoharyono
5. Abdul Kholid S Ag. (Pugeran)
6. Muhammad Sholeh Spd.
7. H. Hasan Bisri. Dll.

Perjalanan lembaga baru MA tidak jauh beda dengan perjalanan MTs pada tahun 1983 M, saat dibuka pendaftaran siswa baru hanya mendapatkan sekitar 30 siswa yang sebagian besar berasal dari lulusan MTs setempat. Bahkan sejak Madrasah Aliyah berdiri lembaga baru ini tidak mempunyai ruang belajar sendiri termasuk keuangan sebagai biaya operasional sekolah serta honor guru, hal ini juga pernah terjadi pada awal-awal berdirinya MTs. Melihat kondisi demikian para pengurus berupaya mencari solusi untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi tersebut, sehingga muncul gagasan untuk biaya operasional hendaknya disubsidi dari Mts, namun karena semangatnya Dewan Guru sehingga banyak Guru yang ikhlas tidak mau menerima honor untuk sementara waktu. Bahkan para guru dari luar pada awalnya tidak mau menerima honor tersebut walaupun akhirnya menerima namun honor tersebut dibuat beli kapur dan kertas yang tujuannya demi kepentingan Madrasah Aliyah itu sendiri.

Dari pertama berdiri Madrasah Aliyah Miftahul Qulub belum pernah mengadakan EBTANAS sendiri, bahkan sampai tahun 1996 masih bergabung dengan MAN Mojokerto dan saat itu siswa yang mengikuti EBTANAS sebanyak 20 siswa dan Alhamdulillah semua lulus sesuai harapan. Kemudian pada tahun ajaran 1997-1998 Madrasah Aliyah ini dipercaya untuk melaksanakan EBTANAS di sekolahnya sendiri itupun dengan kelulusan yang membanggakan sampai saat ini.